ALAT UKUR FAKTOR DAYA
Menurut
definisi, faktor daya adalah cosinus sudut fasa antara tegangan dan arus, dan
pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa ini. Pada
dasarnya instrumen ini bekerja berdasarkan prinsip elektrodinamometer, dimana
elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang
sama tetapi tegak lurus satu sama lain. Kumparan putar berputar di dalam medan
maknetik yang dihasilkan oleh kumparan medan yang membawa arus jala-jala. Ini
ditunjukkan dalam kerja alat ukur faktor daya.
Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya
Alat
ukur faktor daya kumparan bersilang (crossed-coil power faktor meter) seperti
terlihat pada gambar alat ukur faktor daya. Instrumen ini mempunyai sebuah coil
diam, yang terdiri dari F1 dan F2. Dengan dihubungkan seri dengan line supply
maka akan dialiri arus. Jelaslah bahwa medan yang merata akan dihasilkan oleh
F1 dan F2, yang sebanding dengan arus line. Pada medan ini diletakkan moving
coil C1 dan C2 yang dipasang pada tangkai atau spindle yang sama. Kedua moving
coil ini adalah coil tegangan C1 yang mempunyai tahanan seri R, sedangkan coil
C2 mempunyai induktansi L. Harga R dan L seperti halnya lilitan C1 dan C2,
diatur sedemikian hingga ampereturn pada C1 dan C2 sama besar. Arus I1 sefasa
dengan tegangan supply V, sedangkan I2 lagging (tertinggal) 90° (atau mendekati
90°) dibelakang V.
Gambar Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Satu Fasa
Gambar Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya
Prinsip Kerja Alat Ukur Faktor Daya
Dianggap
bahwa power-faktor (p.f) sama dengan satu, yaitu I (arus) sefasa dengan V
(tegangan). Kemudian I1 sefasa dengan I sedangkan I2 lagging 90° terhadap I.
Akibatnya timbul sebuah kopel yang bekerja pada C1, menimbulkan gaya gerak
mengarah bidang tegak lurus terhadap sumbu magnit kumparan F1 dan F2. Secara
bersamaan dengan posisi penunjuk pada p.f sama dengan 1. Sedangkan pada C2
tidak ada kopel.
Sekarang
anggap bahwa p.f = 0, yaitu I lagging 90° terhadap V. Dalam hal ini I2 dibuat
sefasa dengan I sedangkan I1 berbeda fasa 90° dengan I. Akibatnya, tidak ada
kopel pada C1 tetapi akan timbul kopel pada C2 sehingga bidangnya tegak lurus
terhadap sumbu megnetis F1 dan F2. Pada harga p.f pertengahan, simpangan
penunjuk akan bersesuaian dengan simpangan sudut p.f, yaitu F, atau cos F. Jika
instrumen ini dikalibrasi langsung menunjukkan besarnya p.f.
Pada
beban seimbang 3 fasa, instrumen ini dimodifikasi sedemikian agar C1 dan C2
bersudut 120° satu sama lain, bukannya 90° seperti pada supply fasa tunggal.
Seperti terlihat pada gambar rangkaian alat ukur faktor daya tiga fasa dibawah,
C1 dan C2 dihubungkan seri terhadap fasa ketiga (sehingga mengalirkan arus
line). Karena tidak diperlukan fasa bercelah diantara arus-arus pada C1 dan C2,
I1 dan I2 tidak ditentukan oleh circuit fasa bercelah (fasa splitting),
akibatnya instrumen ini tidak akan berpengaruh oleh perubahan frekuensi maupun
bentuk gelombang arus.
Gambar Rangkaian Alat Ukur Faktor Daya Tiga Fasa
Alat
ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi (polarized vane power-faktor meter)
ditunjukkan dalam sketsa konstruksi gambar 4- 29. Instrumen ini terutama
digunakan dalam sistem daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya bergantung pada
pemakaian tegangan tiga fasa.
Gambar Alat Ukur Faktor Daya Tipe Daun Terpolarisasi
Kumparan
luar adalah kumparan potensial yang dihubungkan ke antaran-antaran sistem tiga
fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial menyebabkan
bertindak seperti stator motor induksi tiga fasa sewaktu membangkitkan fluksi
magnit berputar. Kumparan ditengah atau kumparan arus dihubungkan seri dengan
salah satu antaran fasa, dan ini mempolariser daun-daun besi. Daun-daun
terpolarisasi bergerak di dalam medan magnit berputar dan mengambil suatu
posisi dimana medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling
besar (maksimal). Posisi ini merupakan indikasi sudut fasa dan berarti indikasi
faktor daya. Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat
bahwa rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu
fasa) ditambahkan untuk membangkitkan medan magnit putar yang diperlukan.
Gambar Konstruksi Faktor Daya (Cos π Meter)
Seperti
ditunjukkan pada gambar diatas, alat ukur Cos π meter bagian-bagian
eksternalnya dijelaskan sebagai berikut :
- Jarum penunjuk
- Kaca : difungsikan untuk mengeliminir
kesalahan parallax dalam pembacaan.
- Skala : bagian kanan pada beban
induktif, faktor dayanya ketinggalan (lag).
- Skala : bagian kiri pada beban
kapasitif, faktor dayanya mendahului (lead).
- Tabel range tegangan dan arus,
tabel ini digunakan untuk memilih tegangan pada selektor.
- Terminal arus, salah satu
terminal diberi tanda (±) untuk menunjukkan bahwa terminal ini dihubungkan
dengan terminal common tegangan, dan terminal arus yang lain
mengindikasikan ukuran arus terukur.
- Terminal arus, untuk memilih
batas ukur sesuai dengan besaran yang diukur.
- Selektor tegangan.
- Terminal tegangan : digunakan
untuk menyambungkan tegangan. Terminal common tegangan diberi tanda (±),
dan terminal tegangan yang lain mengindikasikan ukuran tegangan dipilih.
- Terminal untuk menghubungkan
kawat penghantar.
Faktor
Daya Listrik | Teknik Pengukuran
Jenis Daya Listrik
Secara umum, pengertian daya adalah energi yang
dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan
jumlah energi listrik yang digunakan untuk melakukan usaha. Daya listrik
biasanya dinyatakan dalam satuan Watt.
P = VI
Terdapat tiga macam daya yaitu :
1.
Daya aktif (P)
Daya aktif adalah daya yang terpakai untuk
melakukan usaha atau energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah watt.
P1Φ = V I cos φ
2.
Daya reaktif (Q)
Daya Reaktif (reactive power) adalah daya
yang di suplai oleh komponen reaktif. Satuan daya reaktif adalah VAR.
Q1Φ = V I sin φ
3.
Daya semu (S)
Daya semu (apparent power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara
tegangan rms (Vrms) dan arus rms (Irms) dalam suatu
jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri antara daya
aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.
menurut definisi, faktor daya adalah cosinus sudut
fasa antara tegangan dan arus, dan pengukuran faktor daya biasanya menyangkut
penentuan sudut fasa ini. Pada dasarnya instrumen ini bekerja berdasarkan
prinsip elektrodinamometer, dimana elemen yang berputar terdiri dari dua
kumparan yang dipasang pada poros yang sama tetapi tegak lurus satu sama lain.
Kumparan putar berputar di dalam medan maknetik yang dihasilkan oleh kumparan
medan yang membawa arus jala-jala. Ini ditunjukkan dalam kerja alat ukur faktor
daya.
Konstruksi Alat Ukur Faktor Daya Alat ukur faktor
daya kumparan bersilang (crossed-coil power faktor meter) seperti terlihat pada
gambar alat ukur faktor daya. Instrumen ini mempunyai sebuah coil diam, yang
terdiri dari F1 dan F2. Dengan dihubungkan seri dengan line supply maka akan
dialiri arus. Jelaslah bahwa medan yang merata akan dihasilkan oleh F1 dan F2,
yang sebanding dengan arus line. Pada medan ini diletakkan moving coil C1 dan
C2 yang dipasang pada tangkai atau spindle yang sama. Kedua moving coil ini
adalah coil tegangan C1 yang mempunyai tahanan seri R, sedangkan coil C2
mempunyai induktansi L. Harga R dan L seperti halnya lilitan C1 dan C2, diatur
sedemikian hingga ampereturn pada C1 dan C2 sama besar. Arus I1 sefasa dengan
tegangan supply V, sedangkan I2 lagging (tertinggal) 90° (atau mendekati 90°)
dibelakang V.
Prinsip Kerja Alat Ukur Faktor Daya
Dianggap bahwa power-faktor (p.f) sama
dengan satu, yaitu I (arus) sefasa dengan V (tegangan). Kemudian I1 sefasa
dengan I sedangkan I2 lagging 90° terhadap I. Akibatnya timbul sebuah kopel
yang bekerja pada C1, menimbulkan gaya gerak mengarah bidang tegak lurus
terhadap sumbu magnit kumparan F1 dan F2.
Secara bersamaan dengan posisi penunjuk pada p.f
sama dengan 1. Sedangkan pada C2 tidak ada kopel. Sekarang anggap bahwa p.f =
0, yaitu I lagging 90° terhadap V. Dalam hal ini I2 dibuat sefasa dengan I
sedangkan I1 berbeda fasa 90° dengan I. Akibatnya, tidak ada kopel pada C1
tetapi akan timbul kopel pada C2 sehingga bidangnya tegak lurus terhadap sumbu
megnetis F1 dan F2.
Pada harga p.f pertengahan, simpangan penunjuk
akan bersesuaian dengan simpangan sudut p.f, yaitu F, atau cos F. Jika
instrumen ini dikalibrasi langsung menunjukkan besarnya p.f. Pada beban
seimbang 3 fasa, instrumen ini dimodifikasi sedemikian agar C1 dan C2 bersudut
120° satu sama lain, bukannya 90° seperti pada supply fasa tunggal, rangkaian
alat ukur faktor daya tiga fasa dibawah, C1 dan C2 dihubungkan seri terhadap
fasa ketiga (sehgga mengalirkan arus line). Karena tidak diperlukan fasa
bercelah diantara arus-arus pada C1 dan C2, I1 dan I2 tidak ditentukan oleh
circuit fasa bercelah (fasa splitting), akibatnya instrumen ini tidak akan
berpengaruh oleh perubahan frekuensi maupun bentuk gelombang arus.
0 Response to "ALAT UKUR FAKTOR DAYA"
Post a Comment